BSIP Siap Salurkan Benih Kopi Arabika Gratis untuk Petani
Sukabumi – Keberhasilan budi daya tanaman kopi ditentukan oleh benih bermutu dan unggul. Oleh karena itu, Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) melalui Balai Pengujian Standar Instrumen (BPSI) Tanaman Industri dan Penyegar mendukung komoditas kopi di Indonesia dengan menyediakan benih sebar kopi arabika yang bersertifikat.
Kepala BPSI Tanaman Industri dan Penyegar Tedy Dirhamsyah mengungkapkan bahwa di tahun 2023 disiapkan sekitar 700.000 benih kopi arabika varietas Sigagar Utang. Benih tersebut merupakan benih subsidi yang siap dibagikan kepada petani secara gratis.
“Tahun ini yang siap salur per Juni-Juli sekitar 372.000, tetapi kita sedang menyiapkan sektiar 340.000. Jadi kira-kira di tahun 2023 sekitar 700.000 kopi arabika,” ungkapnya pada Selasa (20/6) saat acara kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI di BPSI Tanaman Industri dan Penyegar yang berlokasi di Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat.
Benih yang disediakan dalam bentuk siap tanam yang berumur minimal enam bulan. Benih tersebut berasal dari kebun induk BPSI Tanaman Industri dan Penyegar serta bebas dari hama penyakit.
Tedy menjelaskan bahwa petani atau kelompok tani dapat mengajukan permohonan benih melalui dinas pertanian setempat. “Bagi petani yang memerlukan benih kopi dapat melalui dinas pertanian dan bersurat kepada kami. Kami menyediakan benihnya gratis, namun biaya pengirimannya ditanggung masing-masing,” ungkapnya.
Menurut Tedy, petani harus memperhatikan penggunaan benih dan tidak sembarang membeli benih tanpa sertifikat yang tidak jelas asal-usulnya. Petani harus cermat memilih benih bersertifikat yang cukup umur, sehat, dan bisa menghasilkan ke depannya.
“40-60 persen keberhasilan budi daya itu dari benih yang bermutu. Sayang kalau beli benih asalan, kemudian 2-3 tahun ke depan hasilnya tidak tumbuh dengan baik. Kalau benih bersertifikat memastikan hasilnya akan sama dengan induk,” kata Tedy.
Permasalahan penggunaan benih asalan menjadi salah satu topik pada dialog antara jajaran Kementerian Pertanian dan Komisi IV DPR RI. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedy Mulyadi mendorong BSIP untuk memperluas akses benih berkualitas kepada masyarakat.
“Kita mengetahui bahwa perkebunan Indonesia sudah menjadi tradisi rakyat sejak dulu. Cuman rakyat selalu tidak memiliki akses terhadap benih yang baik, tata kelola yang baik, sehingga lembaga ini (BSIP) dibutuhkan untuk mengembangkan benih perkebunan yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat,” kata Dedy.
Plt. Kepala BSIP Fadjry Djufry mengungkapkan pentingnya sinergi dengan lembaga legislatif dalam rangka penguatan tugas dan fungsi BSIP guna mendampingi petani menyiapkan benih dan bibit terstandar dan tersertifikasi.
“Dengan hadirnya Komisi IV mudah-mudahan dukungan terkait penganggaran juga dapat dibantu sehingga apa yang menjadi harapan pemerintah dan petani ke depan bisa diwujudkan dengan BSIP,” ungkapnya. (Hms/Nita)